Nusantara sebagai kawasan kepulauan yang beragam akan budaya hingga menjadi aset berharga bagi bangsa Indonesia. Keindahan dan keunikan setiap daerahnya tergambar jelas dalam kekayaan pakaian adat yang dimiliki. Dengan rasa syukur dan penuh kesadaran, SMA Vianney melaksanakan peraturan bagi para guru dan siswa untuk mengenakan pakaian adat daerah asalnya masing – masing, setiap hari Kamis kedua tiap bulannya. Langkah sederhana ini ternyata membawa dampak yang luar biasa bagi para siswa dan sekolah.
Di balik kewajiban mengenakan pakaian adat, terdapat tujuan yang jauh lebih besar. Sekolah tidak hanya ingin menciptakan tampilan visual yang menarik, tetapi juga ingin menanamkan nilai-nilai luhur kebangsaan sejak dini bagi para siswa. Dengan mengenakan pakaian adat, siswa diajak untuk menghargai akar budaya mereka, memahami makna tiap ukiran, dan motif dalam pakaian mereka serta merasakan kebanggaan sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang majemuk. Ini adalah upaya konkret untuk melawan arus globalisasi, yang sekarang ini sedang memengaruhi generasi muda sehingga cenderung meniadakan identitas lokal bangsa Indonesia.
Suasana SMA Vianney tampak berbeda dari biasanya. Koridor – koridor sekolah yang biasanya dipenuhi seragam putih abu-abu kini berubah menjadi peragaan busana mini yang memukau. Murid murid tampak lebih dewasa dalam balutan busana adat, menambah semangat dalam mengikuti pelajaran. Siswa mengenakan pakaian adat seperti kebaya dari Jawa, baju bodo dari Sulawesi Selatan, ulos dari Sumatera Utara, hingga koteka dari Papua. Setiap murid diberikan kebebasan untuk mengekspresikan budaya daerah asalnya. Kebebasan berekspresi inilah yang membuat program ini semakin menarik.
Selain menjadi ajang peragaan busana mini, momen mengenakan pakaian adat juga menjadi kesempatan bagi siswa untuk saling belajar dan berbagi pengetahuan. Mereka dengan antusias bercerita tentang asal-usul pakaian adat yang mereka kenakan. Pertanyaan-pertanyaan pun bermunculan tentang pakaian adat daerah siswa lain, menciptakan suasana diskusi yang hidup dan menyenangkan. Hal ini tidak hanya memperkaya wawasan siswa tentang budaya Indonesia, tetapi juga mempererat tali persaudaraan antar siswa yang berasal dari berbagai latar belakang daerah.
Program ini disambut antusias oleh para murid dan orang tua. Banyak yang berpendapat bahwa kebijakan ini merupakan langkah baik untuk mengajarkan nilai-nilai kebhinekaan. Selain itu, para siswa juga merasa bangga dan senang dapat mengenakan pakaian adat yang merupakan bagian dari identitas mereka. Orang tua pun turut mendukung penuh inisiatif sekolah ini, karena mereka menyadari pentingnya menanamkan nilai-nilai budaya pada anak sejak usia dini.
Meskipun program pakaian adat ini mendapat sambutan positif, tentu saja ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Salah satu tantangan terbesar adalah ketersediaan pakaian adat yang sesuai untuk setiap siswa. Tidak semua siswa memiliki pakaian adat daerah di rumahnya. Selain itu, ada juga siswa yang merasa kurang nyaman atau minder mengenakan pakaian adat karena berbagai alasan, seperti bentuk tubuh atau kepercayaan diri. Untuk mengatasi tantangan ini, sekolah perlu meningkatkan rasa cinta budaya serta kepercayaan diri para siswa.
Dengan konsisten melaksanakan program ini, SMA Vianney berharap dapat mencapai beberapa tujuan bagi para murid sebagai generasi muda. Pertama, menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya Indonesia yang begitu kaya dan beragam: Kedua, memperkenalkan kekayaan budaya daerah kepada seluruh siswa, sehingga mereka memiliki rasa bangga dan tanggung jawab untuk melestarikannya; dan Ketiga, memperkuat karakter siswa dengan menanamkan nilai toleransi. Lalu yang terakhir, sebagai pusat pembelajaran budaya secara praktis. So…SMA Vianney adalah pilihan yang tepat dan utama bagi generasi muda yang ingin bertumbuh dan berkembang dalam karakter dan talenta sejak dini. Pastinya sebagai siswa, kita semakin bangga dan cinta sebagai anggota keluarga besar SMA Vianney Jakarta.
(Oleh: Caroline XI-2 dan Renata XI-2)