SMA Vianney Meriahkan Proyek P5 Lewat Makanan Daerah Nusantara

Benarkah maraknya kuliner modern mempengaruhi kurangnya kecintaan generasi muda tentang makanan daerah Nusantara?”

Foto Oleh: Rachaelle Nadine Putri Bilondatu

Makanan tradisional merupakan identitas budaya suatu bangsa. Kepunahan makanan tradisional berarti hilangnya identitas budaya suatu bangsa. SMA Vianney ikut serta dalam menjaga dan melestarikan identitas budaya dimaksud, lewat kegiatan proyek P5 khususnya bagi peserta didik kelas X. Tema proyek P5 yang digelar yakni “Kearifan Lokal”, yang fokus pada penyajian makanan tradisional daerah Nusantara. Lewat kegiatan mempelajari kearifan lokal, peserta didik juga diajak untuk mewujudkan nilai-nilai profil pelajar pancasila. Kegiatan ini melibatkan seluruh Bapak/Ibu guru dan peserta didik kelas X di SMA Vianney. Tepat Jumat, 13 September 2024, para peserta dalam setiap kelompok menyajikan makanan tradisional, setelah dipersiapkan selama empat hari (sesuai rundown proyek P5). Kegiatan ini pun dilaksanankan di Ruang Tata Boga dan Lorong L4 Sekolah Vianney.

Foto Oleh: Rachaelle Nadine Putri Bilondatu

Makanan tradisional merupakan identitas budaya suatu bangsa. Kepunahan makanan tradisional berarti hilangnya identitas budaya suatu bangsa. SMA Vianney ikut serta dalam menjaga dan melestarikan identitas budaya dimaksud, lewat kegiatan proyek P5 khususnya bagi peserta didik kelas X. Tema proyek P5 yang digelar yakni “Kearifan Lokal”, yang fokus pada penyajian makanan tradisional daerah Nusantara. Lewat kegiatan mempelajari kearifan lokal, peserta didik juga diajak untuk mewujudkan nilai-nilai profil pelajar pancasila. Kegiatan ini melibatkan seluruh Bapak/Ibu guru dan peserta didik kelas X di SMA Vianney. Tepat Jumat, 13 September 2024, para peserta dalam setiap kelompok menyajikan makanan tradisional, setelah dipersiapkan selama empat hari (sesuai rundown proyek P5). Kegiatan ini pun dilaksanankan di Ruang Tata Boga dan Lorong L4 Sekolah Vianney.

Seluruh peserta didik kelas X SMA Vianney, terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan proyek P5, gelombang I. Belum terlihat diantara sembilan kelompok, yang kurang persiapan baik dalam segi alat dan bahan. Semuanya sudah dipersiapkan dengan sangat lengkap. Tepat pukul 07.30 WIB, peserta didik bergegas menuju ruangan pengolahan makanan setelah ibadat pagi dan pembinaan oleh Bapak/Ibu wali kelas. Masing-masing anggota kelompok pun, sudah sangat paham akan apa yang yang dikerjakan secara mandiri dan apa yang dikerjakan secara bersama. Ini mengingat pengerjaannya dibatasi waktu, sesuai yang diarahkan oleh fasilitator proyek P5.

Makanan tradisional yang dasajikan dalam proyek P5 kali ini sifatnya makanan kering seperti, pie susu dari daerah Bali, yangko dari daerah Yogyakarta, gipang dari daerah Banten, keciput dari daerah Jawa Tengah, keripik pisang dari daerah Sumatera Selatan, kue sisir dari daerah DKI Jakarta, peyek dari daerah Jawa Barat, cookie yang terbuat dari ubi berasal dari daerah Papua, dan kue ketawa dari daerah Sumatera Utara. Seluruh peserta melakukan kegiatan masak ini dengan sangat antusias hingga hasilnya menarik dalam segi bentuk dan lezat dalam segi rasa.

Foto Oleh: Rachaelle Nadine Putri Bilondat

Setelah kegiatan masak selesai, setiap kelompok diwawancarai oleh perwakilan siswa dari kelas XII MIA. Secara keseluruhan, tujuannya untuk mengingatkan kembali tentang produk yang telah mereka kerjakan. Dalam wawancara yang berlangsung, tidak terlepas dari pemahaman tentang kegiatan proyek P5 dengan topik diskusi seperti, menu yang dibuat, bahan utama, asal makanan, alasan memilih menu hingga langkah-langkah dalam pembuatannya. Selain itu, masing-masing anak juga punya waktu untuk berbagi cerita dari yang sedih hingga senang serta harapan yang diperoleh dalam kegiatan Proyek P5.

Seluruh Bapak/Ibu guru di SMA Vianney juga dengan antusias mengunjungi setiap meja kelompok proyek P5.  Kegiatannya tentu mengarahkan dan membimbing anak dalam kelompok, demi memperoleh hasil yang lebih baik. Segala masukan juga tentu diberikan sehingga anak semakin terarah dan semangat dalam menyelelesaikan pengolahan produk, makanan daerah Nusantara. Setelah proses pengolahan makanan tradisional selesai, para guru juga mencicipi masakan setiap kelompok dan memberi masukan kepada peserta didik untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari makanan yang dibuat.

Foto Oleh: Rachaelle Nadine Putri Bilondatu

Kegiatan proyek P5 gelombang I di SMA Vianney, mengajak peserta didik kelas X untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru tentang “Kearifan Lokal” khususnya makanan daerah Nusantara. Selain itu, peserta didik juga dapat menjadi generasi yang menghargai keberagaman budaya, berkepribadian sesuai nilai-nilai dalam profil pelajar pancasila, dan dapat menjadi pelaku utama dalam mencegah kepunahan makanan daerah Nusantara di tengah maraknya kuliner modern.

(Oleh: Aurelia TenezuX-2, Daniel Ezra SitohangX-2, dan Janetta Emilie HusenX-2)

Scroll to Top